Tur Ekspedisi Makin Diminati Dibandingkan Liburan Konvensional
Tur ekspedisi yang mengusung semangat petualangan dan penemuan kini semakin digemari, melampaui ketertarikan pelancong terhadap liburan biasa. Wisata ekspedisi menawarkan sensasi unik dengan menggabungkan ilmu pengetahuan, alam, dan pengalaman langsung, memberikan lebih dari sekadar relaksasi. Para wisatawan dapat merasakan petualangan yang berfokus pada edukasi dan pelestarian lingkungan.
Menjelajahi Destinasi Eksotis
Alih-alih hanya duduk-duduk di pantai atau berfoto di tempat wisata, wisatawan terdorong untuk menjelajahi lokasi eksotis dengan bimbingan para ahli, sekaligus berkontribusi pada pelestarian alam. Industri tur ekspedisi terus berkembang, membuka akses bagi masyarakat umum untuk ikut serta dalam perjalanan penemuan ilmiah.
Dilansir dari BBC, perusahaan wisata seperti New Scientist Discovery Tours membawa pelancong ke situs-situs ilmiah, seperti CERN di Swiss dan daerah kutub di Svalbard, didampingi oleh para pakar, seperti fisikawan partikel atau ahli biologi terkemuka. “Orang-orang tidak lagi ingin hanya duduk di pantai. Mereka ingin memuaskan diri mereka sendiri,” kata Kevin Currie, direktur New Scientist Discovery Tours.
Keterlibatan dalam Ilmu Pengetahuan
Konsep “tur ekspedisi” tidak hanya melibatkan wisatawan dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memungkinkan mereka berpartisipasi dalam aktivitas sains warga, seperti mengumpulkan sampel DNA atau mengamati satwa liar. Program-program seperti ini ditawarkan oleh Exodus Adventure Travels dan Hurtigruten Expeditions, di mana wisatawan dapat membantu survei biodiversitas global atau mengunggah foto pengamatan burung ke eBird, basis data burung internasional.
Tantangan dalam Pengalaman
Namun, tidak semua pengalaman berjalan mulus. Melansir dari USA Today, seorang reporter yang mengikuti ekspedisi di Islandia bersama Aurora Expeditions mengungkapkan kesan campur aduk terhadap tantangan fisik di tengah cuaca ekstrem. “Saya kehabisan napas, kedinginan, dan berkeringat secara bersamaan, merasa frustrasi karena harus melakukan perjalanan yang sama kembali,” katanya.
Meskipun melelahkan, dia merasakan betapa kecil dan takjubnya dirinya di hadapan keindahan alam yang luas, sebuah pengalaman yang sulit ditemukan dalam perjalanan biasa. Tantangan semacam ini justru menjadi nilai tambah bagi wisatawan yang ingin merasakan kebebasan dan kedekatan dengan alam. Bagi mereka, tur ekspedisi bukan sekadar rekreasi, tetapi juga transformasi pribadi. “Perjalanan dengan elemen sains warga dapat melibatkan masyarakat dalam isu-isu konservasi dengan cara yang tidak bisa dicapai oleh liburan tradisional,” ungkap Megan Epler Wood, ahli pariwisata berkelanjutan di Cornell University.
Kritik Terhadap Wisata Ekspedisi
Namun, wisata ekspedisi juga mendapatkan kritik. Mengutip BBC, Elina Hutton, peneliti pariwisata iklim dari University of Lapland, menyatakan bahwa beberapa kegiatan ekspedisi yang bersifat massal dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan yang dikunjungi. Meskipun demikian, bagi banyak pelancong, pengalaman unik dan pemahaman mendalam tentang alam menjadikan tur ekspedisi sangat berharga. Dengan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan dan rasa ingin tahu yang lebih besar, tampaknya tur ekspedisi akan semakin diminati, menggantikan tren liburan biasa yang semakin terasa monoton.
TAGS: